Jumat, 21 Januari 2011

Pengakuan yang Jujur dan Mendalam

Ada banyak hal yang berkecamuk di dalam pikiranku saat ini. pikiranku melayang bebas tanpa bisa kukendalikan.
melayang entah ke negeri mana?
beberapa asumsi mulai muncul di dalam benakku.
pertama,
sekarang ada yang tidak senang denganku.
itu sudah pasti.
ia adalah teman dekatku sendiri.
aku tidak tau persis apa yang melatarbelakangi itu.
kedua,
aku sekarang lagi tidak mood.
nggak ada gairah atau pun semangat untuk belajar,bermain, bahan menjalin komunikasi dengan teman-temanku.
aku bosan.
bosan denagan kehidupanku sendiri.
kenapa sampai saat sekarang ini aku juga belum berubah?
oh ya benar, karena aku IDIOT. tak mampu mengendalikan diri sendiri.

Namun,
sekarang aku berfokus pada asumsi pertama yang muncul di pikiranku.
ada temanku yang marah padaku.
teman yang bisa dikatakan begitu dekat denganku_mungkin terlalu berlebihan.tapi kurasa benar begitu adanya.
ia adalah teman, bahkan sudah ku anggap sahabat.
tau kan beda nya teman dengan sahabat???

Aku tau pasti, kesalahan ini bermula dari diriku sendiri.
aku yang memulainya, dan aku tau, juga akulah yang harus mengakhirinya.
kalau tidak, mana mungkin akan berakhir.

Ia tidak pernah mengucapakan sepatah katapun terhadapku semenjak kejadian itu.
walau aku mendapat informasi dari temanku yang juga teman dekat dengannya,
ia tidak akan memulai kalau aku yang nggak duluan.

Aku tau,
bukannya kegeeran atau apa ya,
tapi ia banyak berubah semenjak tidak tegur sapa denganku.
ia lebih banyak diam.
tak pernah mau atau berani menatapku.
terkadang aku merasa tidak tahan.
andai saja kalau ia berani menatapku ketika aku menatapnya,
dan memberikan senyuman yang biasa aku lihat dari wajahnya,
pasti ini akan sudah berakhir dari dulu.


Aku tau...
kalau ia merasa kehilanganku...
aku tau itu..
sama seperti aku merasa kehilangannya.
sangat merasa kehilangan.
dan sangat menyakitkan rasanya bisa menatapnya tapi tak punya nyali menyapanya.


Tapi apa yang telah terjadi terhadapku.
aku belum juga meminta maaf terhadapnya,
ataupun mencoba untuk kembali berbicara padanya.
ini sungguh membuktikan sekali lagi bahwa aku ini IDIOT.

Aku memahami..
dan aku juga mengerti.
siapa sih yang mau dan sanggup bertahan lama-lama menjadi teman dekatku??
aku terlalu jahat.
EGOIS.selalu mementingkan perasaan sendiri,
tapi tak peduli dengan perasaan orang lain.
aku begitu sering menyakiti hati orang-orang yang menyayangiku.
dalam keadaan sadar maupun nggak sadar.


Jadi aku tidak heran
dan tidak akan pernah heran,
kalau ada temanku yang tiba-tiba tidak mau berbicara denganku.
aku bisa mengerti dirinya.
dan aku akan terus berusaha untuk terus bisa memahaminya.


Alasan lainnya,
mungkin ia sudah merasa tidak ada kecocokan lagi dalam hubungan peremanan kami.
atau sesuai dengan kata-kata yang sering di ucapkannya waktu sebelum mendiamkanku.
"sudah tidak ada lagi kenyamanan berada di dekat-dekatku"
Tak dapat kupungkiri, semua orang tau siapa diriku,
walau hanya sebatas yang ia tau.
dan aku tidak akan pernah memintanya lagi,
_apalagi memaksanya_
untuk dekat lagi denganku.
sudah terlalu sering aku menyakitinya.
ia punya hak untuk memilih, dan juga menentukan.
memutuskan hal yang terbaik.
menjauh atau kembali seperti dulu denganku?

Aku akan mencoba memberinya waktu.
sekaligus untuk menunggu datangnya rasa penyesalan terhadapku.
agar rasa bersalah itu menyelimuti ku.
dan berharap segera mau meminta maaf terhadapnya.


Yang terakhir,
aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa atas masalah yang menimpaku.
karena aku tau,
akulah yang menjadi sumber masalah.

Inilah Ciri - ciri Pria Feminis

Jika Anda mendambakan laki-laki baru, yang memperlakukan Anda sebagai perempuan dengan lebih adil dan setara, artinya Anda mendamba laki-laki yang menggunakan bahasa feminisme dalam kesehariannya. Kebanyakan laki-laki memang berbicara dan bersikap dengan bahasa dan aturan laki-laki. Seperti dikatakan filsuf Perancis, Jacques Lacan, dunia kita memang penuh dengan aturan laki-laki, yang didominasi lewat cara berpikir dan bahasa laki-laki.

Nah, apakah pasangan, teman, saudara laki-laki Anda sudah berbicara dengan bahasa baru, bahasa feminis? Laki-laki yang punya nyali menyeimbangkan dunia (dari dominasi aturan dan dunia pria) dengan bahasa dan sosok baru tahun ini. Anda bisa mengenali dari perilakunya. Inilah 10 ciri lelaki feminis yang dituliskan Gadis Arivia dalam bukunya Feminisme: Sebuah Kata Hati.

1. Memiliki rasa peduli
Berbahasa feminis, melatih laki-laki untuk peduli terhadap lingkungan terdekatnya, seperti keluarga, lalu menjalar ke tingkat lebih luas dalam masyarakat. Dengan kepedulian ini, laki-laki sensitif pada hati dan perasaan orang lain. Alhasil, laki-laki dapat menjadi pendengar dan pemerhati yang baik dalam bidang apapun.

2. Toleran
Toleransi menjadi senjata ampuh untuk melawan agresivitas, konflik, dan sikap fundamentalis. Laki-laki yang mengembangkan sikap toleran berarti yakin dengan pluralisme. Bukankah individu yang meyakini dan menghargai pluralisme menjadi lebih toleran? Dengan toleransi tinggi, konflik berpasangan yang merugikan salah satu pihak akan terhindarkan, hubungan berpasangan pun lebih setara dan memberikan keadilan baik pada laki-laki, dan terutamanya perempuan.

3. Berbudaya
Laki-laki yang tertarik pada seni, sastra, musik, dan teater memiliki pendekatan budaya dalam dirinya. Sedangkan, salah satu sumber pluralisme adalah budaya. Bisa Anda bayangkan, bagaimana laki-laki yang berbudaya ini menjalani kesehariannya, dengan sikap toleransi tinggi yang berakar dari keyakinannya atas pluralisme dan bersumber dari budaya. Nilai positif yang akan muncul pada diri laki-laki berbudaya adalah budaya membangun, bukan destruktif. Laki-laki berbudaya tentu akan mendukung pasangan atau perempuan di sekelilingnya, dan bukan merusak atau melakukan kekerasan terhadap lawan jenisnya.

4. Membebaskan
Dalam relasi interpersonal, laki-laki feminis mengumbar aura kebebasan dan bukan kesesakan dada. Relasi yang dibangunnya dengan setiap individu bersifat demokratis dan parsipatoris. Artinya, ia berusaha untuk berpartisipasi dalam setiap pikiran dan tindakan partner-nya. Sikap yang membebaskan ini memberikan pengaruh positif pada diri partner-nya untuk berkembang, bukan meninggalkan rasa bersalah, ketakutan, dan penolakan.

5. Menggunakan bahasa positif
Laki-laki feminis menggunakan bahasa yang memberdayakan. Yakni bahasa yang menghindari kosa kasa yang merendahkan. Laki-laki ini menggunakan bahasa sebagai ajang komunikasi untuk saling menikmati percakapan dan memahami diri masing-masing. Bahasa yang digunakan bukan untuk mengatur strategi saling menjebak.

6. Memahami pembagian kerja domestik
Laki-laki feminis akan selalu peduli pada beban domestik. Ia paham dan peduli pada beban kerja domestik. Pengaturan kerja domestik dilakukan dengan kesetaraan. Artinya, laki-laki feminis tidak malu untuk mencuci baju, memasak, dan membersihkan rumah. Membuatkan teh atau kopi untuk pasangannya tidak membuatnya merasa kurang macho. Menggantikan popok bayi dan merawat anak merupakan suatu kewajiban yang dijalankannya dengan rasa bahagia.

7. Peduli hak reproduksi
Gadis menuliskan salah satu kontribusi angka kematian ibu yang tinggi adalah tidak pahamnya pria akan pentingnya hak-hak reproduksi perempuan. Keterlibatan pria pada kehamilan perempuan dan konstrasepsi sangat penting. Pria feminis mau belajar tentang seluk-beluk reproduksi perempuan karena ia peduli pada kehidupan pasangannya.

8. Menggairahkan dalam aktivitas seksual
"Pria feminis selalu bersikap sensitif pada kebutuhan-kebutuhan seksual partner-nya," kata Gadis. Orgasme perempuan selalu diperhatikan dan dijadikan fokus dalam setiap aktivitas seksualnya. Percakapan seksual selalu dipastikan terbina dengan sehat. Tujuannya agar aktivitas seks menjadi suatu kenikmatan secara fisik dan psikis.

9. Transparan
Laki-laki feminis memberlakukan anggaran dengan transparan dalam pengaturan keuangan. Ekonomi keluarga berkaitan erat dengan kesejahteraan dan kebahagiaan. Karenanya, ia menyadari perencanaan yang melibatkan pasangannya dibutuhkan untuk membangun masa depan yang lebih bertanggung jawab. Transparansi anggaran rumah tangga inilah yang menjauhkan dirinya dari praktik korupsi. "Korupsi menjadi bagian yang merusak rumah tangga," jelas Gadis.

10. Antipoligami
Laki-laki feminis menjunjung tinggi nilai keadilan dan kesetaraan. Ia tidak dapat hidup dengan pasangan yang bergantian dalam satu perjanjian. Kebebasan pria feminis dipertanggungjawabkan dengan loyalitas dan hormat pada pasangannya. Dengan berpegang pada prinsip ini, laki-laki feminis menolak dan antipoligami.
#navbar-iframe { display: none !important; }